watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKU DAN 3 SEPUPUKU

Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Rudy
tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku
sekarang 20 tahun asalku dari Sragen sekarang
aku telah masuk jenjang perguruan tinggi
negeri di kota Solo.

Pengalaman seks yang pertama kualami terjadi
sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih
duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16
tahun. Karena rumahku berasal dari desa maka
aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal
bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak
Fitri berusia 30 tahun yang telah bersuami dan
mempunyai 2 orang putri yang masih kecil-
kecil, namun di tempat tinggal bukan hanya
kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak
Fitri yang bernama Wina waktu itu berumur 19
tahun kelas 3 SMK dan adik dari suami kak Fitri
bernama Asih berusia 14 tahun.

Kejadian tersebut terjadi karena seringnya aku
mengintip mereka betiga saat mandi lewat celah
di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu
dianatara mereka suadah berumur kepala 3 tapi
kondisi tubuhnya sangat seksi dan
menggairahkan payudaranya montok, besar
dan belahan vaginanya woow…terlihat sangat
oh…oooght nggak ku-ku bo…

Saat malam hari saat aku tidur dilantai
beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap
bersama Mbak Wina, awalnya sich aku biasa-
biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur
bersama Mbak Wina maka aku akhirnya tak
tahan juga. Malam-malam pertama saat dia
tertidur pulas aku cuma berani mencium kening
dan membelai rambutnya yang harum. Malam
berikutnya aku sudah mulai berani mencium
bibirnya yang seksi mungil, tanganku mulai
meremas-remas buah dadanya yang padat
berisi lalu memijat-mijat vaginanya yang, oh
ternyata empuk bagai kue basah yang……oh…
oh.., aku melihat matanya masih terpejam
pertanda ia masih tertidur tapi dari mulutnya
mendesah dengan suara yang tak karuan.
“Ah…..ught…..hhhhhh….hmmmm” desahan
Mbak Wina mulai terdengar.

Tanganku terus bergerilya menjamah seluruh
tubuhnya.saat aku menciumi vaginanya yang
masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku
takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau
marah-marah tapi dugaan ku meleset.
Ia malah berkata, ”Dik teruskan….. aku sudah
lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo
teruskan saja……..”

Bagai mendapat angin segar aku mulai
membuka t-shirt yang ia gunakan kini
terpampang buah dada yang seksi masih
terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku
mulai mengulum putingnya yang sudah
mengeras gantian aku emut yang kiri dan kanan
bergantian.

“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan
nafsu birahiku!”

“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau
melekukan ini pada mbak karena aku belum
pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak
Wina.

Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku
mulai membuka rok bawahannya.biarpun
kedaan gelap gulita aku tahu tempat vagina
yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu
kuciumi dengan lembut.

“Cup…cup…sret…. srettttttttttt”, suara jilatan
lidahku.

“Ought……ought….terus dik enak…..!!!”

Karena takut ketahuan penghuni rumah yang
lain aku dengan segera mengangkan kedua
kakinya lalu kumasukkan penisku yang mulai
tegang kedalam vaginanya yang basah.
“Ehmm…oh…ehhhhh…. mmmmhhh”, rintih
kakakku keenakan.

Setelah kira-kira setengah jam aku mulai
merasakan kenikmatan yang akan segera
memuncak demikian juga dengan dia.

“Crot..cret…crettttttt…. crettttttttttt

”, akhirnya

spermaku kukeluarkan di dalam vaginanya.
“Oh……

Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena
mencium bau darah segar.
“Terima kasih dik kamu telah memuaskan
Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita
sambung lagi yach?”

“Ok deh mbak”, sahutku.

Setelah selesai memakai pakaian kembali aku
dan dia tidur berpelukan sampai pagi.
Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa
karena takut penghuni rumah yang lain pada
tahu,sehingga suatu ketika kejadian itu aku
ulang lagi.

Masih ingat dalam ingatan hari itu minggu
pagi,saat mbak Fitri dan adiknya Asih bersama
keuarga yang lain pergi ke supermarket yang
tidak terlalu jauh dari rumah kami.Karena
keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku
dan Mbak Wina, aku mulai menutup seluruh
pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sedang
menyeterika dengan diam-diam aku
memeluknya dengan erat dari balakang.
“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu
sebentar lagi yach…… sayang….!” pinta Kak
Wina.

Tapi aku yang sudah bernafsu nggak
memperdulikan ocehannya, segera kumatikan
setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.

“Hm…eght…. hmmmmm……. eght…!”

Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak
leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia
menuju ranjang kamar.

Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu
segera kulucuti semua pakaiannya dan pakaian
ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun yang menempel. Wow……
tubuh kakakku ini memang benar sempurna
tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh
sangat ideal, payudaranya membusung putih
bagaikan salju dengan puting merah jambu dan
yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya
itu lho……. bukit kecil kembar ditengahnya
mengalir sungai di hiasai semak-semak yang
rimbun.

Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh
lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab
saat kami melakukan yang pertama keadaan
sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak
bias melihat tubuh masing-masing.
Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang
terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang
kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke
payudaranya yang mulai mengeras, kujilati
payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil
bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak
karuan.

Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut
aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat
kakinya hingga terpampang jelas seonggok
daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat.
Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke
bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya
ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak
rambutku.

“Ught..ugh…hah oh….oh…..”desahan nikmat
keluar dari mulut Kak Wina.

Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan
vaginanya rasanya ada yang membanjir di
vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak
karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih,
rupanya ia mulai orgasme. Mungkin saking
asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari
rupanya dari tadi ada yang memperhatikan
pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik
suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu.

Mungkin mereka pulang berdua tanpa
suaminya dan kedua anaknya yang masih
mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk
pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka
menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku
dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut
bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka
marah dan menceritakan kejadian ini pada
orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar
dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut
nimbrung sehingga kami menjadi berempat.

“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich
kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami
kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.

“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya
Asih.

“Boleh”.

Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh

mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.

“Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.
Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik
sungguh beruntung aku ini.

Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang
payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B
vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih
tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah
sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya
kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang
belum begitu lebat.

Pertama yang kuserang
adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku
membayangkan bersetubuh dengannya aku
menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap
dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah
keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak
Wina dan Asih juga kepingin merasakan air
susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk
mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan
kami berempat saling remas, pegang dan
memasukam ke dalam vagina satu sama lain.
Setelah puas dengan permainan itu, aku
meminta agar mereka berbaring baris sehingga
kini ada 6 gunung kembar yang montok berada
di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka
satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin
beringas saat kusuruh mereka menungging
semua, dari belakang aku menjilati vagina satu
persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di
jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina
mereka.

Giliran mereka mengulum penisku bergantian.

“Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh……

ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.

Aku yang dari tadi belum orgasme semakin
buas memepermainkan payudara dan vagina
mereka, posisi kami sekarang sudah tak
beraturan. Saling peluk cium jilat dan
sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga
mereka memberi isyarat bahwa akan sampai
puncak.

“Dik aku mau keluar”

“Mas aku juga”

“Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”,
pintaku

“Boleh”, kata Mbak Fitri.

Aku mulai memasang posisi kutempelkan
mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu
kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa,
segarnya bukan main.
“Srep.., srep”.

Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum
pernah nge-sex sama mereka kok udah pada
keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.
Karena sudah tidak sabar aku mulai
memasukkan penisku de dalam vagina Mbak
Wina kugenjot naik turun pinggulku agar
nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke
Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi

vaginanya masih sempit seperti perawan saja.

“Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”,
desahnya.

“Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”

“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga
sudah tak tahan.

“Tunggu sebentar sayang.“
Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri
sekarang giliran Asih, dengan pelan aku
masukkin penisku, tapi yang masuk hanya
kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru
pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa
masuk ke liang vaginanya
.
“Mas....... sakit..... mas...... oght........

hhohhhhhh.......”, jerit kecil Asih.

“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku
memberi semangat agar ia senang.
“Benar Mas sekarang nikmat sekali... oh..
ought..”

Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih,
kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka
saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari
ke vaginanya masing-masing. Posisiku di
bawah Asih, di atas ia memutar-mutar
pinggulnya memompa naik turun sehingga
buah dadanya yang masih kecil terlihat
bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal
diam kuremas-remas putingnya dan kusedot,
kugigit sampai merah.

Karena sudah berlangsung sangat lama maka
aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi
masih seperti semula Asih berjongkok di atas
penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku
sambil membungkuk agar aku bisa menetek,
eh..., bener juga lama-lama air susunya keluar
lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual.
Mbak Wina yang belum dapat posisi segera
kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga
vaginanya tepat di depan mulutku, dan
kumainkan klitorisnya.
Ia mendesah seperti kepedasan.

“Ah......... huah........ hm.......!”

Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina
Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku
disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah.
Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai
akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.

“Ought......... hmmmmmm...... cret... crot.....”
“Enak Mas.......!” desah Asih.

Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih
dan keluarlah cipratan spermaku bercampur
darah menandakan bahwa ia masih perawan.
Kami berempat sekarang telah mencapai
puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang
kami rasakan.

Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa
sperma di penisku di jilati sampai habis oleh
mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu
mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik
berdua bertiga maupun berempat.

Namun sekarang kami sudah saling berjauhan
sehingga untuk memuaskan nafsu birahiku aku
sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun
dengan teman-teman wanita di tempat kuliah
yang akrab denganku. Tapi tak satu pun dari
mereka yang menjadi pacarku. Nah, bagi
teman-teman yang ingin berkenalan silakan
kontak emailku. Pasti aku balas.

TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1841
U-ON

inc Powered by Xtgem.com